- Banyak mengkonsumsi makanan dan minuman manis diyakini bisa memicu munculnya penyakit diabetes atau kencing manis. Sebuah penelitian menemukan bahwa minuman manis dapat menyuburkan bakteri jahat di dalam usus. Bakter-bakteri jahat ini pada akhirnya akan memicu munculnya gangguan kesehatan.
Bakteri dalam usus berfungsi mengolah makanan dan menghasilkan asam lemak rantai pendek yang sangat penting untuk memberikan energi bagi tubuh. Namun penelitian yang dimuat jurnal
menemukan bahwa minuman manis justru membantu mikroba buruk tumbuh di usus.
Para peneliti dari Zurich's Institute of Food, Nutrition and Health di Swiss telah menemukan bahwa minuman yang kaya fruktosa, pemanis buatan dan alkohol dapat memodifikasi bakteri usus sehingga mengganggu metabolisme tubuh dan rasa kenyang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peningkatan bakteri jahat ini akan menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan seperti obesitas dan sindrom metabolik. Pada akhirnya, bakteri jahat tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan sindrom metabolik, misalnya diabetes.
"Makanan yang mengandung gula, terutama pemanis buatan atau fruktosa, akan mendorong pertumbuhan mikroba yang mempengaruhi proses pencernaan makanan dalam usus. Selain itu, mikroba dalam usus juga akan meningkatkan respon imun yang menyebabkan peradangan," kata peneliti, Amanda N. Payne, Ph.D seperti dilansir
Penelitian lain sebelumnya telah menunjukkan bahwa makanan berkualitas buruk akan meningkatkan jumlah bakteri jahat dalam usus. Akibatnya, selain melemahkan sistem kekebalan tubuh karena kadar gizi yang rendah, makanan tersebut juga akan mulai menyebabkan peradangan tubuh.
Mikroba baik yang tumbuh di usus akan menghasilkan berbagai produk yang bermanfaat bagi manusia dan membantu proses pencernaan. Bakteri dalam usus juga ditemukan dapat menentukan usia seseorang. Untuk menumbuhkan bakteri baik dalam usus, cara terbaik adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan berserat.
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Karakteristik Air Limbah Industri
Pengolahan Air Limbah Industri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengolahan air limbah industri menggambarkan proses yang digunakan untuk mengolah air limbah yang dihasilkan oleh industri sebagai produk sampingan yang tidak diinginkan. Setelah pengolahan, air limbah industri (atau limbah) yang diolah dapat digunakan kembali atau dibuang ke saluran pembuangan sanitasi atau ke air permukaan di lingkungan. Beberapa fasilitas industri menghasilkan air limbah yang dapat diolah di instalasi pengolahan limbah. Sebagian besar proses industri, seperti kilang minyak bumi, pabrik kimia dan petrokimia mempunyai fasilitas khusus untuk mengolah air limbahnya sehingga konsentrasi polutan dalam air limbah yang diolah mematuhi peraturan mengenai pembuangan air limbah ke selokan atau ke sungai, danau, atau lautan. Hal ini berlaku untuk industri yang menghasilkan air limbah dengan konsentrasi bahan organik yang tinggi (misalnya minyak dan lemak), polutan beracun (misalnya logam berat, senyawa organik yang mudah menguap) atau nutrisi seperti amonia. Beberapa industri memasang sistem pra-pengolahan untuk menghilangkan beberapa polutan (misalnya senyawa beracun), dan kemudian membuang air limbah yang telah diolah sebagian ke sistem saluran pembuangan kota.[1][2][3]
Sebagian besar industri menghasilkan sejumlah air limbah. Tren terkini adalah meminimalkan produksi tersebut atau mendaur ulang air limbah yang telah diolah dalam proses produksi. Beberapa industri telah berhasil mendesain ulang proses manufaktur mereka untuk mengurangi atau menghilangkan polutan. Sumber air limbah industri meliputi manufaktur baterai, manufaktur kimia, pembangkit listrik, industri makanan, industri besi dan baja, pengerjaan logam, pertambangan dan penggalian, industri nuklir, ekstraksi minyak dan gas, penyulingan minyak bumi dan petrokimia, manufaktur farmasi, pulp dan industri kertas, pabrik peleburan, pabrik tekstil, pencemaran minyak industri, pengolahan air dan pengawetan kayu. Proses pengolahan meliputi pengolahan air garam, penghilangan padatan (misalnya pengendapan kimia, filtrasi), penghilangan minyak dan lemak, penghilangan bahan organik yang dapat terbiodegradasi, penghilangan bahan organik lainnya, penghilangan asam dan basa, dan penghilangan bahan beracun.
Fasilitas industri dapat menghasilkan aliran air limbah industri berikut:
Air limbah industri dapat menambah polutan berikut ke badan air penerima jika air limbah tidak diolah dan dikelola dengan baik:
Berikut adalah 7 tahapan penting dalam penerapan IPAL yang harus diikuti: